Kerugian Pendidikan Kejuruan Dimasa Pandemi
Virus corona yang mulai merebak pada akhir tahun 2019 telah membuat kekacauan disemua bidang tak terkecuali bidang pendidikan, berbagai upaya pencegahan telah dilakukan demi menekan angka penyebaran virus tersebut. Beberapa kebijakan mulai diterapkan mulai dari social distancing, physical distancing, dan juga karantina wilayah yang dikenal dengan istilah lockdown. Berbagai kebijakan untuk dunia pendidikan mulai dilaksanakan, para siswa diliburkan, kata diliburkan bukan berarti tidak melakukan kegiatan melainkan siswa dituntut untuk belajar mandiri dari rumah melaui layanan aplikasi online.
Berbagai modul pelajaran secara online (daring) mulai dilakukan oleh pendidik demi memenuhi tuntutan sebagai seorang pengajar. Akan tetapi masih minimnya pengetahuan dan pengalaman pendidikan kita untuk melakukan pendidikan seperti ini, memunculkan berbagai kerugian terutama siswa bidang kejuruan.
Pendidikan merupakan salah satu tonggak untuk menentukan kualitas suatu Negara, semakin bagus tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemajuan di semua aspek. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan masa depan seseorang untuk memiliki kemampuan atau skil di masing-masing bidang yang menjadi keahliannya. Dari sinilah peran penting sekolah kejuruan dalam mencetak seseorang yang mempunyai skil keahlian seperti keahlian di bidang multimedia, tata boga, tata busana, teknik elektro, akuntansi, teknik komunikasi dan jaringan dan masih banyak lagi jurusan yang lainnya.
Pendidikan kejuruan dan pendidikan sekolah yang umum seperti Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Madrasah Aliyah (MA) sangatlah berbeda, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih menekankan pada kompetensi keahlian, dan sangat berbeda dengan sekolah pada umumnya yang hanya fokus terhadap pelajaran biasa. Sekolah kejuruan juga memberikan waktu yang lebih banyak terhadap pelajaran kejuruan dibandingkan dengan pelajaran umum, hal ini dikarenakan pelajaran kejuruan lebih banyak praktek sehingga membutuhkan waktu pelajaran yang lebih lama dibandingkan dengan pelajaran biasa.
Namun pada masa pandemi virus corona ini apakah pendidikan kejuruan masih bisa dilakukan secara efektif, hal ini lah yang terus-menerus menjadi pertanyaan dikepala saya karena saya tahu betul bagaimana menjadi siswa sekolah kejuruan pada beberapa tahun yang lalu. Hal inilah yang membuat menarik untuk menjelaskan kerugian seorang siswa sekolah kejuruan di masa pandemi.
Setelah beberapa bulan terakhir pendidikan yang dilakukan secara online (daring) menimbulkan beberapa kerugian terutama bagi siswa sekolah kejuruan, diantaranya siswa tidak dapat melakukan praktek secara langsung di laboratorium kejuruan dikarenakan tidak bisa melakukan pelajaran seperti biasanya. Hal ini membuat siswa tidak memiliki kemampuan untuk menguasai keahlian yang telah ditargetkan pada semester yang sedang dijalani, walaupun secara teori sudah dipaparkan oleh guru namun pada kenyataannya teori dan praktik sangatlah berbeda.
Praktek sangatlah diperlukan oleh siswa untuk melatih keterampilan mereka. Kemudian siswa sekolah kejuruan juga mengalami kerugian yaitu tidak bisa mengikuti praktek kerja industri (prakerin), padahal kegiatan tersebut sangat penting untuk siswa bisa merasakan langsung bagaimana situasi pekerjaan di bidang keahlian mereka serta menambah pengalaman. Hal ini dikarenakan mengingat potensi bahaya virus corona, kegiatan prakerin ini biasanya dilakukan pada saat kelas dua, karena adanya kendala tersebut diharapkan ada solusi untuk kegiatan prakerin. Seperti mengganti jadwal kegiatan setelah keadaan mulai normal atau mencari solusi lainnya.
Dari beberapa kerugian yang dialami oleh siswa sekolah kejuruan yang paling penting yaitu siswa tidak bisa melakukan praktik secara langsung di laboratorium setelah selesai belajar teori, hal inilah yang sangat menentukan bisa atau tidaknya siswa dalam mengaplikasikan apa yang dipelajari dari teori. Dari masalah seperti diatas diharapkan ada solusi yang tepat untuk membantu para siswa untuk tetap bisa mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan, harus mencari alternatif untuk mengganti kegiatan praktek kerja industri.
Pemerintah juga bisa membuat pengganti dari kegiatan praktek kerja industri dengan cara membuat kegiatan yang mampu membantu siswa untuk berkreativitas dengan keahlian mereka, misalnya membuat suatu project yang berkaitan dengan keahlian atau jurusan dari masing-masing siswa. Sedangkan untuk kegiatan praktek bisa dilakukan dengan cara guru membuat suatu tutorial, kemudian siswa bisa mengikuti langkah-langkah sesuai dengan tutorial yang diberikan, sehingga siswa tetap bisa melakukan praktik dari tempat masing-masing. Walaupun kegiatan tersebut masih ada kendala lainnya namun dengan sedikit kreativitas dari seorang tenaga pengajar tentu akan sangat membantu dalam mengatasi masalah tersebut.
Baca Juga
Mengenal resesi dan faktor penyebabnya